Sudah cukup lama saya meninggalkan
kampung halaman, meninggalkan semua yang pernah mendampingi saya dan
berada di dekat saya, saudara, sahabat, dan tentunya kenangan-kenangan
yang dulu selalu menyertai saya. tanpa saya sadari pula saya telah
meninggalkan belaian dan kasih sayang dari kedua orangtua saya. kasih
sayang tanpa batas, tiada yang bisa mengukur seberapa besar nilai yang
terkandung dalam kasih dan sayangnya, bagaikan matahari yang selalu
memberi kehangatan kepada bumi. kehangatan yang luas dan adil.
kehangatan yang mampu menumbuhkan berbagai kehidupan beraneka ragam atas
izin Allah Dzat Maha Sempurna.
Saya selalu dikirim
doa, doa berajut cinta dengan ketulusan hati dari seorang Bunda…. doa
yang tulus yang ingin agar anaknya selalu sehat dan tegar dalam menatap
realitanya dunia luar.
Terkadang saya ingin sekali mendengar
suara bunda, melihat bunda memasak, dan ingin berbagi cerita dengan
bunda.Menceritakan tentang semua. saat saya sakit, saat saya mencoba
menapak dengan kuat dengan sisa tenaga, saat saya harus menahan dingin
dan panasnya cuaca diluar, dan saat merasakan kebahagiaan yang tiada
terkira lewat rizki dari Dzat Maha Sempurna.
Bunda. . . hari yang saya lewati semakin
hari semakin terasa lama, waktu seakan enggan memutar layaknya hari
dimana saat dekat dengan bunda, kerinduan yang terjadi begitu kuat.
bagi saya kerinduan itu telah penuh sesak dalam hati saya, terkadang
saya harus melepasnya bersama tetesan air mata, karena saya harus
berjuang melawan segala keriduan ini.
Terkadang saya merasa iri dengan saudara
dan saudari saya dirumah, mereka sangat dekat dengan bunda, dan dengan
mudahnya mereka melepas rindu yang kadang tanpa mereka sadari betapa
sangat susahnya bagi seseorang yang jauh dari rumah hanya untuk sekedar
melihat wajah bunda. tapi ini adalah jalan hidup saya dan jalan
pembentukan bagi pribadi saya sendiri. yang telah Allah tulis jauh
sebelum ada kehidupan ini. Allah Dzat Maha Sempurna. . . telah menulis
dengan sempurna untuk membuat saya lebih tegar dan kuat, dengan jalan
ini mungkin orang lain tidak akan mampu, Allah Dzat Maha Adil. . .
telah menulis dengan sangat adil memberi jalan kehidupan yang berbeda
bagi setiap insan manusia sesuai kadar kemampuan yang dimiliki. Maha
Besar Allah . . . . .
Bunda maafkan saya yang belum bisa berada di sisi bunda, belum bisa berbagi cerita. .Bunda maafkan saya yang belum bisa berbakti kepada bunda, walau hanya sekedar mengucap salam dan mencium tangan bunda. . .Bunda maafkan saya yang hanya bisa menulis dengan kata-kata untuk mengungkapkan kerinduan ini. . .Bunda maafkan saya. . .
Bunda… mungkin bahkan bisa dipastikan doa
saya tidak se-khusyuk doa bunda, tetes airmata saya tidak setulus air
mata bunda, tapi bunda jangan pernah berhenti berdoa, berdoa untuk saya.
hanya doa bunda yang mampu menjadi kenyataan.
” Ya Allah Dzat yang Maha Sempurna. . . muliakanlah bunda saya, cintai beliau, tinggikan derajatnya, mudahkan beliau dalam meniti jalan hanif di sisa hidup beliau. dan tempatkan beliau di sisi engkau ya Allah bersama orang-orang sholehah. hanya Engkau ya Allah tepat menghamba dan meminta dan tempat dikabulkannya segala permintaan".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar